Special Interview Anindosta Studios with Asia Development Bank and Netflix

Tim Anindosta Studios di Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (2018)


 1) Pendahuluan


Dapatkan Anda menjelaskan kepada kami mengenai peran/jabatan Anda, dan memberikan sedikit penjelasan mengenai perusahaan Anda: bagaimana cara kerja perusahaan, apa saja proyek-proyek utamanya?

Anindosta adalah sebuah studio animasi yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk berkualitas internasional dan menciptakan sebuah komunitas animasi di Indonesia yang kohesif yang dapat dibanggakan oleh masyarakat Indonesia. Kami mendirikan perusahaan ini pada tahun 2014, dan kami memiliki 8 orang karyawan. Semua proyek-proyek kami sepenuhnya didanai oleh kami sendiri, belum ada investasi yang signifikan sejauh ini. Jabatan saya di dalam perusahaan adalah sebagai produser dan pimpinan, sementara proyek utama Anindosta adalah sebuah buku komik berjudul Volter Stein, yang akan menjadi sebuah kartun animasi di tahun 2025.


Proyek Volter Stein dimulai pada tahun 2013. Pada saat itu, proyek ini dipublikasikan secara online sebagai sebuah komik berbasis web, kemudian kami menerima sebuah hibah dari Kementerian Pendidikan, dan kami berhasil mencetaknya menjadi sebuah buku komik. Target pembaca kami adalah orang-orang yang berusia 8-24 tahun. Saat ini kami sedang berusaha untuk mengubah buku komik tersebut menjadi sebuah serial animasi yang terdiri dari 27 episode. Karena kami tahu bahwa penonton Indonesia lebih tertarik pada konten-konten internasional, kami memutuskan, sebagai sebuah strategi pemasaran, untuk pertama kali mendistribusikan Volter Stein hanya di luar negeri dan disulihsuarakan dalam bahasa Inggris. Kami berpikir bahwa dengan mencapai resonansi global, kami akan dapat juga menarik perhatian masyarakat Indonesia dan perusahaan distribusi lokal.


Baca yang lain: Anindosta Official Release News

Di masa depan, kami berencana mengembangkannya menjadi acara virtual reality. Kami memiliki sebuah rencana untuk tahun 2025-2030: tujuan kami adalah untuk menciptakan sebuah ekosistem kreatif dimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat bersaing dengan produk-produk barat.


Selain komik dan animasi, kami juga melakukan pekerjaan branding untuk industri kecil menengah (UKM) (misalnya, desain maskot).



Apa saja acara luar negeri yang berhasil menarik banyak penonton di Indonesia?

Banyak acara dengan rating tertinggi berasal dari negara-negara tetangga, salah satunya adalah animasi dari Malaysia, dimana terdapat industri yang berkembang pesat berkat pemerintah Malaysia yang mendukung studio lokal mereka.

 

Apakah Anda percaya bahwa ada peningkatan minat pada konten-konten Asia di seluruh dunia? Apakah Anda melihat sebuah kesempatan untuk berkolaborasi dengan produksi internasional yang besar untuk bekerja sama dan mendistribusikan konten lokal? Dapatkah Anda memberikan kami sebuah contoh produksi internasional?

Ada sebuah perkembangan minat di konten Asia, dan ada banyak contoh studio lokal yang bekerja sama dengan studio-studio asing. Ada banyak kreator konten lokal yang memiliki kualitas yang sama dengan Disney, sehingga mereka dapat bekerja sama dengan sebuah pijakan yang sama pada produksi internasional yang besar.


Zak Storm adalah sebuah tayangan animasi yang diproduksi oleh beberapa studio yang berbeda, satu diantaranya adalah Indonesia (MNC Animation), sementara yang lainnya adalah Prancis, Italia, Amerika, dan Korea Selatan.

 

2) Orang-orang, keterampilan, dan peluang pelatihan


Apakah latar belakang pendidikan dari orang-orang yang bekerja dengan/untuk Anindosta?

Semua dari kami para pendiri datang dari sekolah kejuruan (vokasi) yang sama, dengan spesialisasi di bidang kreatif (animasi multimedia, ilustrasi). Lalu Ketika kami masuk ke universitas, beberapa dari kami mengambil jurusan bisnis, sementara yang lain mengambil jurusan media sosial atau komunikasi.

 

Apakah orang-orang yang Anda rekrut sebagai pekerja lepas (freelancer) berbasis di Indonesia atau di luar negeri? Apakah yang mereka lakukan?

Para pekerja lepas (freelancer) berbasis di Indonesia karena kami memiliki komunitas kreatif yang sangat dinamis di sini: ketika kami membutuhkan lebih banyak orang untuk mengerjakan sebuah proyek, kami menjelaskan kepada anggota komunitas apa kebutuhan kami, dan mereka yang memutuskan untuk menerimanya atau tidak. Ketika kami memiliki proyek besar, kami biasanya bekerja dengan para pekerja lepas (freelancer), sementara ketika tidak membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, kami bekerja dengan staf kami yang ada saat ini.

 

Dapatkah Anda menceritakan lebih banyak tentang komunitas kreatif di Indonesia?

Saya yakin permintaan akan seniman tradisional dan digital akan tumbuh dalam beberapa tahun ke depan dan Indonesia akan menarik perusahaan-perusahaan industri besar seperti Netflix. Ada banyak potensi untuk pertumbuhan komunitas kreatif di Indonesia: misalnya, kami memiliki acara-acara komunitas di mana para seniman dan pekerja kreatif lainnya dapat membangun jaringan dan mengenal satu sama lain. Kita memiliki potensi untuk menjadi industri yang lebih besar, kita bisa menciptakan industri animasi lokal. Para seniman umumnya menggunakan Fiverr dan situs-situs lain untuk mendapatkan pengalaman berskala global. Dari pengalaman saya menghadiri beberapa konvensi, saya melihat banyak seniman, aktor, dan aktris hebat lebih suka bekerja dengan studio asing karena bayarannya lebih baik, dan proyeknya memiliki anggaran yang lebih tinggi. Hal ini merugikan untuk menciptakan pasar lokal.

Baca yang lain: Anindosta Official Release News

3) Insentif, infrastruktur, dukungan


Apakah ada dukungan pemerintah atau pendanaan di Indonesia untuk industri animasi?

Indonesia tidak memiliki visi jangka panjang yang koheren atau strategi nasional untuk industri kreatif, tidak seperti Korea Selatan dan Malaysia. Ada beberapa peluang pendanaan yang tersedia, yang pada umumnya menargetkan studi-studio yang lebih besar dan sudah memiliki institusi, daripada perusahaan-perusahaan kecil yang baru berdiri. Saluran TV lokal juga memprioritaskan acara dengan rating dan anggaran yang lebih tinggi, yang umumnya adalah acara-acara luar negeri.

 

Apa saja masalah utama dari sektor kreatif di Indonesia? Dan apa yang dapat dilakukan pemerintah atau perusahaan untuk menyelesaikannya?

Seperti yang saya katakan di awal, kita tidak dapat bersaing dengan studio-studio asing dalam hal memikat penonton, dan studio-studio lokal tidak dapat menawarkan upah atau gaji yang sama dengan studio-studio barat, sehingga banyak seniman lokal yang bekerja sebagai pekerja lepas (freelancer) untuk studio-studio asing. Pemerintah Indonesia belum berfokus pada pengembangan industri animasi lokal, tidak seperti pemerintah Malaysia, yang telah menyediakan insentif keuangan dan infrastruktur. Sebaliknya, studio-studio lokal bekerja dengan mencari pendanaan dari luar.

 

Baca yang lain: Anindosta Official Release News

Informasi Latar Belakang

Anindosta Studio adalah sebuah perusahaan animasi dari Indonesia yang didirikan pada tahun 2014. Mereka berfokus pada animasi tiga dimensi dan komik; mereka saat ini memiliki 2 proyek utama: serial animasi "Volter Stein" dan komik dengan nama yang sama. Perusahaan ini telah memenangkan penghargaan untuk Volter Stein dan berada di posisi yang baik dalam hal tantangan dan kompetisi start-up.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar